JELANG EL CLASICO JILID PERTAMA LALIGA SPANYOL 2013-2014
Liga Spanyol - Seberapa hebat dampak yang ditimbulkan bila sebuah laga mempertemukan dua raksasa sepakbola dunia, FC Barcelona dan Real Madrid FC? Bila pertanyaan ini diajukan kepada otoritas sepakbola Inggris, sangat mungkin bahwa mereka tidak bisa menunjukkan kegembiraannya saat El Clasico terakhir yang dihelat di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, bulan Maret lalu digelar sore hari.
- Laga yang musim lalu biasanya dimulai paling cepat pada pukul 19.50 hingga paling lambat 22.30 waktu kota Barcelona atau Madrid dimulai lebih awal menjadi pukul 16.00. Tentu saja, mengingat kekuatan pengaruh kedua tim terhadap hak siar La Liga, penonton yang berkunjung ke stadion di tanah Inggris Raya dapat terancam berkurang bila kedua tim menunjukkan upaya mempermanenkan jadwal pertandingan lebih dini di setiap pekannya.
- Itu baru mengenai rebutan jadwal prime-time dengan mengusung sisi komersial. Ada pula masanya dimana utak-atik jadwal El Clasico menjadi rumit karena sangat berdekatan dengan hari pencoblosan suara terkait pemilihan pemimpin daerah. Dan kini, lazimnya sebuah iklan dijadikan sebagai media untuk memacu adrenalin para penggemar dan penikmat laga maha dahsyat ini, sebuah media audiovisual dalam rupa parodi kembali dimunculkan oleh saluran televisi Catalan lewat program olahraga rutinnya, Crackovia, untuk menyambut jornada 10 La Liga antara tuan rumah Barca dan tamunya Madrid pada 26 Oktober 2013 pukul 18.00 waktu setempat.
-Karena basis siarannya adalah provinsi Catalonia, tentu saja, target sindirannya adalah tim ibukota dengan fokus personal pada Gareth Bale, rekrutan termahal Madrid musim ini. Yang juga menarik adalah bahwa menjelang akhir parodi, sebuah pengingat dimunculkan kepada Si Putih lewat percakapan antara Bale dan Sergio Ramos, bahwa sekarang ada figur baru di Barca. Dia adalah Neymar. Perlu dicatat, semua pemeran dalam iklan adalah figur palsu.
- Apa pasal Bale dijadikan objek utama dalam parodi tersebut? Tidak ada alasan pasti yang dikemukakan oleh pihak stasiun televisi. Namun, dengan penggambaran Neymar sebagai sosok yang nantinya harus dilanggar, diinjak tangannya hingga diinjak punggungnya, dapat disebutkan bahwa status penguras kocek transfer terdalam bagi masing-masing tim di musim ini menjadi faktor paling sah untuk membandingkan kualitas keduanya.
Perbandingan tersebut berdasarkan kondisi punggawa lintas tim. Sementara dari sisi internal tim Barca, parodi tersebut juga menggambarkan pengingat terhadap Neymar didasarkan pada ‘road to success’ Madrid di laga-laga El Clasico sebelumnya, yakni dengan melanggar Messi dan menginjak tangannya. Artinya, ada dua pemain yang kini telah sama berbahayanya bagi Madrid, Messi dan Neymar.
Karena itu pula, mereka berdua perlu dilanggar, diinjak tangannya hingga diinjak punggungnya. Sekali lagi, percakapan ini adalah versi parodi.
Terseretnya Bale dan Neymar sebagai bahan komparasi jelang El Clasico memang tak bisa ditolak begitu saja. Atmosfer panas dua seteru ‘lama’, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, sepertinya belum cukup untuk menyibukkan para awak media. Maka kini, dengan adanya dua ‘kelompok perseteruan’, yakni antara bintang ‘lama’ (Messi kontra Ronaldo) dan bintang ‘baru’ (Neymar kontra Bale), keempat bintang ini akan terus menjadi pusat perhatian selama 2×45 menit pertandingan antara kedua klub.
Terkait keberadaan kedua bintang ‘baru’ tersebut, beban lebih berat akan diemban oleh pelatih Madrid, Carlo Ancelotti. Berbeda dengan Neymar yang eksekusi pembeliannya telah terjadi sebelum pelatih baru Barca, Gerardo ‘Tata’ Martino, resmi diikat kontrak di Stadion Camp Nou, perekrutan Bale adalah murni dilakukan dengan persetujuan Ancelotti.
Bahkan persetujuan Ancelotti itu secara halus disamarkan dengan sikap teganya merotasi raja assist Si Putih, Mezut Ozil, dalam tiga jornada awal La Liga musim ini, demi melapangkan satu slot kosong di lini depan Madrid. Maka maklumkan saja bila Ancelotti rutin menggunakan alasan cedera punggung Bale untuk memperoleh pembenaran keputusan perekrutan Bale demi menghindari ekspos media yang berlebihan soal manfaat Bale bagi skuad Madrid.
Bila Bale belum dapat dipastikan turun sebagai starter, satu tempat di lini serang Barca hampir dapat dipastikan menjadi milik Neymar. Kreativitasnya mengolah bola diharapkan mampu memecah konsentrasi lini pertahanan Madrid. Keberaniannya menerobos pertahanan lawan lewat manuver solo-run juga akan menjadi pelengkap bagi Messi yang belakangan terlihat kurang agresif melakukan aksi demikian setelah beberapa kali dihantam cedera.
Satu slot tersisa di lini depan Barca akan sangat bergantung pada strategi apa yang akan dipakai Tata. Nama Cristian Tello bisa dikesampingkan bila melihat ketidaklenturannya menggocek bola dari sisi kiri pertahanan lawan. Dua punggawa yang tersisa, Pedro Rodriguez dan Alexis Sanchez, memiliki karakter permainan yang berbeda. Pedro berjiwa oportunis, sementara Alexis Sanchez bernafaskan agresivitas dalam mengobrak-abrik pertahanan lawan.
Permainan Pedro akan lebih efektif bila Ancelotti memasang Marcelo yang kurang disiplin dalam bertahan. Sementara daya ledak Alexis akan lebih cocok mengganggu kerapatan blok di sebelah kiri gawang Diego Lopez yang dikawal Alvaro Arbeloa dan Sergio Ramos.
Di luar ketiga stok penyerang di atas, masih ada nama Cesc Fabregas. Fabregas bisa saja diplot sebagai false nine di belakang Messi yang tetap berkutat di area tengah, sementara Dani Alves diinstruksikan bertarung naik turun menyisir seluruh sisi kanan permainan Barca.
Dalam kondisi demikian, Barca akan bermain dalam formasi miring dimana empat pemain lini belakang tidak akan bermain dalam posisi sejajar. Maka, untuk menutup celah yang ditinggalkan Alves, Tata perlu mempertimbangkan Martin Montoya ataupun kapten Carles Puyol sebagai pengisi posisi bek kiri yang biasanya dilakonkan oleh Adriano Correia.
Jelang laga antara keduanya, kondisi fisik para pemain Barca idealnya lebih segar dibanding Madrid. Hal ini mengingat Barca bermain satu hari lebih awal dibanding Madrid di kompetisi Eropa tengah pekan ini. Namun berita kurang baik pasca laga melawan AC Milan muncul dari Gerard Pique. Otot kaki kirinya mengalami gangguan hingga diragukan dapat turun melawan Madrid empat hari kemudian. Sebenarnya andaipun Pique tidak dapat dimainkan, Barca masih punya Puyol yang sudah menunjukkan kebugarannya dengan bermain penuh saat Barca melawan Osasuna di jornada 9 La Liga.
Namun di sinilah kendalanya. Keunggulan absolut Pique terletak pada postur tinggi untuk berduel pada bola udara, sebuah pertarungan yang sangat suka untuk dieksploitasi oleh Madrid bila bertemu Barca. Sementara itu, Javier Mascherano sebagai rekan duetnya di lini belakang, menunjukkan antisipasi yang lemah (bila tidak dikatakan ceroboh) terhadap kiriman bola udara lawan yang mengawali kebobolan Barca melawan Milan pada pertandingan Liga Champions Selasa malam lalu.
Musim lalu Barca menderita kebobolan lewat gol sundulan sebanyak delapan kali, dimana klub pencatat gol sundulan terbanyak adalah Madrid dan FC Bayern Munchen, masing-masing sebanyak dua kali.
Kebetulan pula, kedua klub tersebut menggagalkan langkah Barca di Supercopa de Espana, Copa del Rey dan Liga Champions. Artinya, terlepas dari hadir tidaknya Pique nanti di lapangan, keberhasilan Barca memperoleh trofi musim ini bisa mulai dibaca dengan keberhasilannya mencegah rival abadinya tersebut menguasai permainan bola udara di depan gawang Valdes.
Eksploitasi lewat bola udara dapat dilakukan Madrid dengan terlebih dahulu menguasai sisi sayap kanan dan kiri pertahanan sebelum mengirimkan umpan lambung ke jantung pertahanan Barca.
Untuk antisipasi skema serangan Madrid yang demikian, Tata perlu jeli mempertimbangkan perlu tidaknya menempatkan Adriano. Walaupun selama menggantikan Jordi Alba yang cedera, Adriano terbukti telah berkontribusi lewat satu gol dan satu assist, namun setidaknya ditemukan dua faktor dari diri Adriano yang bisa dimanfaatkan oleh lawan seperti Madrid, yakni kelemahannya di bola udara dan adu lari pendek. Sekali lagi, ada Montoya dan Puyol yang bisa digeser ke posisi bek kiri.
Sebuah laga sekeras El Clasico tidak pernah lalai memunculkan pahlawan dan pecundang. Mereka yang berhasil mempersembahkan kemenangan bagi timnya akan selalu dikenang sejarah. Sebaliknya, mereka yang blunder, tidak fokus dan menyebabkan berubahnya papan skor bagi keuntungan lawannya akan menjadi bulan-bulanan media dan publik sepakbola seluruh dunia. Tidak hanya terbatas di Spanyol, ini adalah laga maha besar di malam penuh bintang yang bisa membuat dunia sejenak berhenti. Ini adalah El Clasico.
Jornada 10 La Liga 26 Oktober 2013
FC Barcelona vs Real Madrid CF
Venue: CampNou
Stasiun TV: RCTI
PERKIRAAN PEMAIN :
Valdes;
Alves, Pique, Mascherano, Puyol (C); Busquets, Xavi, Iniesta; Messi, Fabregas, Neymar
Real Madrid CF (4-3-3):
Lopez; Carvajal, Pepe, Ramos (C), Arbeloa; Khedira, Illaramendi, Modric; di Maria, Ronaldo; Benzema
No comments:
Post a Comment